KOMPAS.TV - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menyebut masih ada sebanyak 41% masyarakat yang tidak bersedia di vaksin.
Alasan penolakan di antaranya, khawatir terhadap efek samping vaksin.
Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi menyebut pada survei yang dilakukan pada 1-3 Februari 2021, dari 1.200 responden disebutkan, hanya ada 54,9% warga yang bersedia divaksin, 41% enggan divaksin dan lain-lain 4,2%.
Sejumlah faktor memengaruhi masyarakat mulai dari kepercayaan terhadap vaksin, nilai agama hingga efek samping.
Dari survei disebutkan pula jika mayoritas warga yang bersedia divaksin merupakan pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Di mana penolak vaksin yang merupakan pemilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 36,1%, sementara pemilih Prabowo-Sandiaga Uno mencapai 48,1%.
Survei juga dilakukan Litbang Kompas. Dalam survei yang dilakukan pada 2000 responden di 34 provinsi di awal tahun ini menyebut, jika penolakan vaksin juga terkait dengan pilihan pada Pilpres 2019.
Hasil survei menyebut, jika sebanyak 3,8% pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin menolak vaksin, sementara yang ragu-ragu dan cenderung menolak sebanyak 12,2%, menerima dengan syarat 49,5 % dan menerima 34,5 %.
Namun, untuk pemilih Prabowo-Sandiaga Uno sebanyak 7,9% menolak vaksin, 22,2% ragu-ragu dan cenderung menolak, 49,8% menerima dengan syarat dan menerima sebanyak 20,1%.